Rempah Pelecut Asa Warga Borobudur – Bebas Akses

United States News News

Rempah Pelecut Asa Warga Borobudur – Bebas Akses
United States Latest News,United States Headlines
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 83 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 36%
  • Publisher: 70%

Di tengah pandemi Covid-19, sebagian warga di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap semangat membangkitkan harapan baru. Dengan rempah, mereka tetap berdaya di tengah wabah. Nusantara adadikompas

Berdiri sejak tiga minggu lalu , usaha wedang rempah, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tumbuh dan memberdayakan warga di tengah pandemi.

Oleh karena ingin sekadar mencoba dan adanya keterbatasan dana, Cemplon pun hanya mengalokasikan sedikit untuk memulai usaha. ”Saya memulai semuanya hanya dengan uang Rp 100.000,” ujarnya, Selasa . Dengan mengandalkan relasi, wedang buatan Cemplon telah dipasarkan ke berbagai kota, seperti Jakarta, Surabaya, Solo, dan Batam. Dalam penjualan ini, Cemplon dibantu lebih dari 15 pedagang ritel, termasuk di antaranya sejumlah dokter di Jakarta dan Solo.

”Semua pedagang tidak bisa berdagang karena Candi Borobudur ditutup untuk wisatawan. Sementara di sisi lain, saya pun dihadang berbagai kebutuhan untuk persiapan melahirkan dan untuk merawat suami yang baru sembuh dari DBD ,” ujarnya.Sejumlah warga meracik dan memasukkan irisan rempah-rempah ke dalam kemasan plastik di usaha pembuatan wedang di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa Harian Kompas berikan BEBAS AKSES untuk seluruh artikel di Kompas.

Mukayah , warga Desa Karangrejo lainnya, juga mengatakan hal serupa. Usaha berbasis rempah juga menyelamatkan dirinya yang sempat kebingungan karena tidak lagi mendapatkan penghasilan dari wisata. Sebelumnya, Mukayah sehari-hari bekerja mengantarkan tamu dari Desa Karangrejo ke obyek wisata Punthuk Setumbu. Pada kondisi normal, dia biasa mengantarkan sedikitnya 10 tamu. Atas jasanya, dia mendapatkan komisi Rp 10.000-Rp 15.000 per tamu dari pengelola Punthuk Setumbu.

Tahun 2005-2013, dia beralih menggunakan cat minyak. Tahun 2014, dia kembali melukis menggunakan cairan dari empon-empon sebatas selingan di antara aktivitasnya melukis menggunakan cat minyak dan akrilik.

We have summarized this news so that you can read it quickly. If you are interested in the news, you can read the full text here. Read more:

hariankompas /  🏆 8. in İD

United States Latest News, United States Headlines

Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.

CEO di Pentas Politik Tanah Air – Bebas AksesCEO di Pentas Politik Tanah Air – Bebas AksesKita sempat memiliki tiga CEO perusahaan teknologi di panggung politik. Semangat mereka berbakti pada Tanah Air begitu tinggi, tetapi panggung kadang sangat kejam. Ekonomi adadikompas
Read more »

Gerakkan Koperasi-UMKM Topang ”Stay at Home Economy” – Bebas AksesGerakkan Koperasi-UMKM Topang ”Stay at Home Economy” – Bebas AksesImbauan bekerja dan belajar di rumah dan PSBB justru memunculkan ”stay at home economy”. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, koperasi dan UMKM dapat berperan menjadi penggerak ekonomi kala pandemi.
Read more »



Render Time: 2025-03-06 13:05:57