Data yang dilaporkan pemerintah patut diduga tidak mencerminkan fakta sesungguhnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai ramalan atau prediksi tentang puncak maupun berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbedaan cukup signifikan antara satu dan yang lain. Kondisi ini dinilai terjadi karena basis data yang digunakan untuk melakukan pemodelan tidak merepresentasikan kondisi riil di lapangan.
Menurut Hasan, ada beberapa argumentasi bahwa data yang dirilis tidak menunjukkan fakta sebenarnya. Pertama, minimnya orang yang di tes polymerase chain reaction . Dari data di worldometers.info/coronavirus, Indonesia tercatat melakukan tes PCR sebanyak 365 per 1 juta penduduk. Sementara Malaysia mencapai 5.692 per 1 juta penduduk, atau Filipina 1.050 per 1 juta penduduk dan India sebanyak 708 per 1 juta penduduk.
"Apakah karena sistem informasinya atau masalah kedisiplinan pegawai Kemenkes di semua level yang rendah dalam meng-update data," kata Hasan.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
864 Pasien Covid-19 Meninggal, Ini Data Sebaran Kasus di 30 ProvinsiAda penambahan 19 pasien Covid-19 yang meninggal. DKI Jakarta masih mencatat jumlah tertinggi.
Read more »
Data terbaru, kasus COVID-19 di AS mencapai 1.152.372Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Senin memperbarui data coronavirus menjadi 1.152.372 kasus dengan total 67.456 kematian. COVIDー19
Read more »