Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menilai terlalu berisiko untuk memaksakan Pilkada 2020 dilaksanakan pada Desember. Pilkada2020
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini menilai terlalu berisiko untuk memaksakan Pemilihan Kepala Daerah 2020 dilaksanakan pada Desember. "Pilkada bulan Desember menurut kami terlalu berisiko," kata Titi dalam diskusi daring, Minggu . Menurut dia, risiko utama yakni masalah kesehatan. Pasalnya, pandemi coronavirus disease 2019 belum selesai pada Desember.
"Kalai Pilkada tetap dipaksakan, dampaknya terhadap menurunnya kepercayaan publik pada demokrasi," kata dia.Baca Juga: Atas hal itu, kata Titi, Pilkada pada Desember tidak mungkin dilaksanakan. Dia pun berharap Komisi Pemilihan Umum berani membuat keputusan untuk menunda pelaksanana Pilkada pada Desember 2020.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Senangnya Titi Kamal Bersama Bunga-Bunga di RumahnyaTiti Kamal senang melihat bunga-bunga di hadapannya. Semerbak harumnya membuat dirinya bahagia.
Read more »
Masih Pandemi Corona, Pilkada Desember 2020 Terlalu BerisikoDirektur Eksekutif Peludem Titi Anggraini menganggap penyelenggaraan pilkada serentak pada Desember 2020 terlalu berisiko...
Read more »
Pilkada Desember Dinilai Terlalu Berisiko, KPU Disarankan Kembali MenundaPerludem menilai bahwa terlalu berisiko jika pemungutan suara pilkada digelar pada Desember 2020.
Read more »
Perludem: Pilkada Bulan Desember Terlalu Berisiko |Republika OnlineJika tetap dipaksakan bukan tidak mungkin tingkat kepercayaan publik akan menurun.
Read more »
Menkes Terawan: Lucu Gelar Pilkada saat Pandemi CoronaMenteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyarankan KPU menimbang ulang penyelenggaraan Pilkada 2020 pada Desember mendatang.
Read more »
Demokrat dan PKS Tetap Ingin Pilkada Digelar Desember 2020Demokrat dan PKS menolak usul Terawan yang ingin pilkada ditunda sampai pandemi Covid rampung.
Read more »