Beredar kabar tentang warga Pontianak menemukan obat corona COVID-19. Benarkah?
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang seorang warga Pontianak, Kalimantan Barat yang berhasil menemukan obat corona COVID-19 beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan situs suarapemredkalbar.com lewat artikel berjudul"Obat Corona Ditemukan Orang Pontianak".
Tak menunggu waktu yang lama setelah mengkonsumsi obat itu, kondisi tubuhnya kemudian berangsur sembuh. Namun, gejala yang sama ternyata juga dialami asisten pribadinya yang kebetulan ikut ke Bali. Seperti yang diketahui, Covid-19 ini merupakan virus influenza. Berbeda dengan virus-virus flu lainnya yang bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi obat demam biasa, istirahat cukup dan dapat sembuh dengan sendirinya, namun tidak dengan virus corona ini.
Secara kimia, diakuinya bahwa hingga saat ini belum ada satupun obat yang mampu bekerja menghancurkan dinding sel itu. Namun secara alami, yakni dengan Formav-D ini mampu menghancurkan dinding sel itu, karena pada dasarnya kandungan dalam obat ini adalah enzim. Menurutnya, selama belum ditemukan obat untuk suatu penyakit, maka tidak ada salahnya mencoba Formav-D. Diketahui obat tersebut sudah digunakan oleh masyarakat Kota Pontianak dalam menyembuhkan pasien DBD dan tipes.Menurut Luthfi, Formav-D ditemukan pada tahun 2006 secara tak sengaja. Setelah dikenal karena keampuhannya, pada tahun 2010 semakin banyak yang menggunakan Formav-D untuk pengobatan penyakit DBD dan typus.
Ketika itu, ada anak dari seorang sahabatnya mengidap penyakit DBD, kemudian Luthfi memberikan obat hasil racikannya kepada anak itu. Setelah mengkonsumsi herbal tersebut, selang beberapa waktu suhu tubuh anak itu kembali normal. Kemudian keesokan harinya diperiksakan ke dokter, anak itu dinyatakan sembuh total.
Hasilnya terdapat artikel yang membantah warga Pontianak tersebut menemukan obat virus corona COVID-19. Satu di antaranya artikel berjudul"Soal Penemuan Obat Virus Corona di Pontianak, Dinkes Kalbar: Jangan Asal Klaim" yang ditayangkan situs Liputan6.com pada 6 Maret 2020. Selanjutnya zat tersebut akan diuji coba dulu terhadap hewan, seperti tikus, kelinci, kera, dan lain-lain, yang sebelumnya telah ditulari dengan virus atau bakteri tertentu. Setelah zat atau obat yang digunakan pada hewan tidak memberikan dampak negatif dan menunjukkan penyembuhan, barukan sampai percobaan ke tahap akhir yaitu pada manusia yang menjadi relawan baik yang tidak terinfeksi maupun yang terinfeksi virus atau bakteri tertentu yang sedang di teliti.
Mantan Kadis Kesehatan Kapuas Hulu itu menambahkan, dirinya sangat mendukung peneliti, ilmuwan Kalbar untuk melakukan penelitian terhadap penyakit ini, namun gunakan metode penelitian secara ilmiah, agar hasil memang benar-benar sudah teruji dan sahih.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Cegah Penyebaran Corona Covid-19, Polri Terbangkan Drone yang Bisa Cek Suhu TubuhDemi mencegah penyebaran virus corona covid-19, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menggelar Operasi Keselamatan Jaya 2020.
Read more »
19 Ambulans Dikerahkan Bawa Pasien ODP dan PDP COVID-19Ada 19 ambulans yang akan dikerahkan membawa pasien ODP dan PDP COVID-19.
Read more »
Lagi, 19 Jenazah Korban Covid-19 Dikubur di TPU Pondok Ranggon.Ke 19 jenazah yang sudah di dalam peti setibanya di lokasi langsung dimasukkan ke dalam liang dengan kedalaman 2 meter.
Read more »
IDI: Ada 19 Dokter Meninggal Akibat Covid-19Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan per Senin 6 April 2020, ada 19 dokter yang meninggal akibat Covid-19.
Read more »
Kabar Gembira, Paolo Maldini Berhasil Sembuh dari Corona Covid-19Gazzetta dello Sport dan Calciomercato.com, mengabarkan legenda AC Milan, Paolo Maldini, sudah pulih dari virus corona COVID-19.
Read more »