Abah Onil, petani kopi mengatakan Kopi Puntang punya rasa yang lenkap seperti hidup
REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BANDUNG -- Kopi asal Gunung Puntang, Jawa Barat, kini menjadi primadona di kalangan penikmat kopi sejak berhasil menjadi yang termahal dalam lelang di Atalanta, Amerika Serikat pada 2016 silam. Bagi Deni Sopyandi, petani kopi asal Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, kopi Puntang memiliki rasa yang lengkap seperti kehidupan.
Keberhasilan kopi Puntang menjadi kopi termahal di dunia pada tahun 2016 silam, juga menjadi pendorong semangat bagi para petani yang tergabung dalam LMDH Bukit Amanah. Para petani yang sempat kehilangan semangat untuk menanam kopi lantaran keuntungan nilai ekonomis dianggap tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari, kembali terpacu untuk membudidayakan kopi tersebut.
"Kalau ceri kopi sekilo harganya cuma sekitar Rp10000. Sementara kalau sudah diproses hingga menjadi green bean harganya bisa menjadi Rp130 ribu sampai Rp140 ribu perkilo," katanya.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Ekspedisi Kopi Republika untuk Kopi Indonesia |Republika OnlineRepublika menggelar Ekspedisi Republikopi Nusantara 2020
Read more »
Pendampingan Petani Kopi |Republika OnlinePendampingan edukasi petani lokal untuk tingkatkan daya jual dan kesejahteraan petani
Read more »
Tulis|em| ISIS|/em| di Cangkir, Kedai Kopi Minnesota Banjir Kecaman |Republika OnlinePenulisan ISIS di cangkir kopi menunjukkan Islamofobia di Amerika Serikat.
Read more »
Herni Bersyukur Jadi Entrpreneur yang Mencintai Kopi |Republika OnlineWanita dengan empat orang anak ini, tak hanya fokus menjadi sosok ibu.
Read more »
Simeone: VAR Untungkan Tim yang Ofensif Seperti Madrid |Republika OnlineBagi Simeone, VAR lebih adil untuk semua tim.
Read more »
Ganjar Minta Warga Sekitar Merapi Bekerja Seperti Biasa |Republika OnlineWarga diminta bekerja namun tetap waspada Merapi bisa 'muntah' sewaktu-waktu.
Read more »