Berikut deretan fakta menarik ketika klub dan pemain sepak bola menorehkan prestasi di Liga Indonesia.
Jakarta- Sepak bola Indonesia telah memasuki periode kompetisi profesional ketika klub-klub era Perserikatan dan Galatama dilebur oleh PSSI dalam satu kompetisi bernama Liga Indonesia yang bergulir sejak 1994. Selama 26 tahun berlangsung hingga saat ini, kompetisi kasta tertinggi sepak bola mengalami dinamika pasang dan surut dengan beragam fakta menarik.
PSSI juga sempat dibekukan oleh FIFA karena permasalahan kisruh yang akhirnya harus diinternvensi oleh Pemerintah Indonesia lewat Kemenpora. Setelah dibekukan selama kurang lebih satu tahun, pada 2016 FIFA membebaskan Indonesia dari hukuman. 2 dari 7 halamanPersaingan Selalu Menarik, Persipura Kolektor Gelar TerbanyakSejak digelar pada 1994, Liga Indonesia selalu menarik, baik saat masih digelar dengan format dua wilayah, maupun setelah menjadi liga sepenuhnya di era Liga Super Indonesia. Ketika masih di era Perserikatan, Persija Jakarta adalah kolektor gelar juara terbanyak dengan sembilan kali menjadi juara.
Persipura Jayapura berhasil menjadi juara Liga Indonesia 2005 di bawah asuhan Rahmad Darmawan. Setelah ditinggalkan RD ke Persija pada 2006, Persipura sempat ditangani oleh beberapa pelatih, antara lain Toni Netto, Mettu Duaramuri, Ivan Kolev, Irfan Bakti Abu Salim, dan Raja Isa. Satu hal yang menarik, keberhasilan Persipura meraih tiga gelar juara di era Liga Super Indonesia, tidak lepas dari kontribusi besar Boaz Solossa. Pemain kelahiran Sorong, Jayapura, itu berhasil menjadi pemain terbaik setiap kali Mutiara Hitam menjadi juara di Liga Super Indonesia.
4 dari 7 halamanCristian Gonzales, 4 Kali Jadi Top ScorerMeski Boaz Solossa mampu tiga kali menjadi top scorer Liga Indonesia, Cristian Gonzales masih mampu meraih prestasi yang lebih baik untuk urusan menjadi pencetak gol terbanyak pada setiap musimnya. Pertama kalinya Cristian Gonzales menjadi top scorer Liga Indonesia adalah pada musim pertamanya bersama Persik Kediri, yaitu pada Liga Indonesia 2005, di mana Persipura menjadi juara saat itu. Torehan 25 gol menjadikannya sukses sebagai yang paling tesubur pada musim itu.
Baru pada edisi pertama Liga Super Indonesia, El Loco punya saingan untuk merebut predikat top scorer. Cristian Gonzales pun berbagi tempat di puncak daftar pencetak gol terbanyak dengan Boaz Solossa yang sama-sama mengoleksi 28 gol. Tidak hanya itu, Mutiara Hitam juga tercatat sebagai tim yang paling banyak mencetak gol di era Liga Indonesia. Boaz Solossa dkk. telah mengemas 562 gol hingga Liga 1 2019.
Tidak ada pemain lain dalam 18 tahun kemudian yang mampu melewati torehan golnya. Bahkan Cristian Gonzales yang empat kali menjadi top scorer saja hanya mampu mencetak 32 gol dalam satu musim ketika berseragam Persik pada musim 2007-2008.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Braithwaite Percaya Diri Bisa Jadi Topskor Liga Spanyol 2019-2020 : Okezone BolaBraithwaite Percaya Diri Bisa Jadi Topskor Liga Spanyol 2019-2020 TauCepatTanpaBatas Bola SepakBola LigaSpanyol LaLiga .
Read more »
Kim Jeffrey Kurniawan Catatkan Torehan Spesial Bersama Persib pada Liga 1 2017Gelandang serang Persib Bandung, Kim Jeffrey Kurniawan, menorehkan catatan spesial pada musim 2017.
Read more »
Komisi Medis FIFA Sarankan Semua Liga di Dunia DibatalkanTak ada alasan untuk tidak membatalkan semua agenda sepak bola secara global karena belum meredanya pandemi virus corona...
Read more »
Makin Lambat, Mario Gotze Disarankan Main di Liga ItaliaLegenda Timnas Jerman, Lothar Matthaus menyarankan agar Mario Gotze hijrah ke Liga Italia saja. AC Milan dan AS Roma berminat memboyongnya.
Read more »
10 Klub Top Eropa yang Lama Paceklik Gelar Liga Domestik, Liverpool Salah SatunyaGelar ke-18 milik Liverpool tersebut kali terakhir direngkuh pada 1990 atau 30 tahun lalu. Waktu yang bisa dikatakan sudah cukup lama.
Read more »
La Liga Tolak Ikuti Langkah Prancis yang Batalkan Ligue 1 Musim IniPresiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, mengkritik keputusan pemerintah Prancis untuk mencegah kompetisi sepak bola bergulir kembali hingga September 2020.
Read more »