Dua pemain klub Serie A Parma dites positif virus corona dan telah dipindahkan ke ruang isolasi.
dan telah dipindahkan ke ruang isolasi. Kejadian ini merupakan kemunduran baru atas harapan mulainya lagi musim kompetisi di Italia yang gila sepak bola.
Parma mengungkapkan semua anggota skuat dan staf mereka dites swab dan sampel darahnya. Semua hasilnya negatif kecuali kedua pemain yang tidak menunjukkan gejala, umum klub tersebut, Sabtu .seperti dikutip"Para pemain, baik yang dalam kondisi bagus maupun yang tak bergejala, tetap segera diisolasi dan klub akan terus memonitornya."
Klub-klub sudah mengisyaratkan 13 Juni adalah tanggal untuk mulainya lagi kompetisi. Namun demikian, ada titik sengketa dengan pemerintah yang ngotot karantina untuk semua tim dan staf, jika hasil tes positif. Klub-klub Italia lebih senang mengikuti model Jerman di mana hanya yang terinfeksi saja yang dikarantina.
United States Latest News, United States Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Inter, Milan, Napoli, dan 6 Klub Serie A Liga Italia Tolak Perubahan Protokol Medis FIGC - Tribunnews.comPoin perubahan yang dipermasalahka, jika ada satu orang yang terinfeksi virus corona, maka seluruh offisial tim akan menjalani karantina 15 hari.
Read more »
Opsi Penentuan Scudetto Serie A Lewat Jalur Playoff Kembali Muncul'Ide (playoff) belum sepenuhnya dihilangkan. Kita harus siap dengan segala kemungkinan,' kata Presiden FIGC Gabriele Gravina.
Read more »
Menpora Italia: Ide Karantina Tim Datang dari Lega Serie A |Republika OnlineIde tersebut sempat dimasukkan dalam protokol kesehatan Serie A.
Read more »
FIGC: Ada Peluang |em|Play-Off|/em| di Serie A |Republika OnlineOpsi ini muncul lantaran padatnya jadwal yang bakal dilakoni klub.
Read more »
Aturan Karantina Pemerintah Italia Jadi Ganjalan Baru Kelanjutan Serie AKlub dan Asosiasi Pesepak Bola (AIC) mempertanyakan aturan karantina dari pemerintah Italia apabila ada pemain yang positif terinfeksi virus corona Covid-19.
Read more »